Layang Singit - kata bersejarah dari perjalanan rohani yang tak kenal batas

Layang Singit - Mendengar kata ini, seakan membangkitkan ingatan beberapa tahun silam, sebetulnya waktu itu saya sempat membuat blog nya sendiri di http://layangsingit.blogspot.com dan hendak menulis setiap perjalanan rohani yang kami jalanani waktu itu. Tapi karena malas atau mungkin tak mengerti tentang perjalanan rohani yang waktu itu kami jalani, makanya blog itu tidak terdapat tulisan apapun tentang perjalanan rohani kami, cuma sempat saya tulis sepotong-sepotong aja. Bahkan sekarang saya lupa daftar blog nya pakai email apa. Dan setelah lima tahun saya mau coba sharing perjalanan ini yang mudah-mudahan temen-temen dapat mengambil manfaatnya (kalau ada itu juga).

Layang Singit yang saya sebutkan diatas, merupakan sebutan bagi sekelompok anak muda/remaja (masa itu) yang mencari jati diri dan mencari mencari jalan dalam mengenal Allah SWT.

Berikut saya sedikit deskripsikan kelompok Layang Singit ini.

Penasehat : Ust. Zakaria (Cisauk-Tangerang)
Pembimbing : Andri Johandri

Anggota

1. Syamsudin, S.Kom
2. Dani Maulana Apriandy, S.T.
3. Acep Baharudin
4. Abd. Rasyid Al Mauludy
5. Abdul Mazid, S.Pd.I
6. Sohib Pahlupi
7. Herman Hardiansyah, S.Kom
8. Sumardi Saputro, A.Md
9. Yaumil Fachri Nasution
10. Acun Cuntani, A.Md

nama-nama diatas merupakan nama-nama yang sering berkumpul dalam mengkaji masalah-masalah hidup dalam menjalani kehidupan di sebuah majlis Nashriyatul Ulum Desa Cibogo - Cisauk - Tangerang - Banten. Dan nama-nama di atas juga saya update sesuai gelar kesarjanaan yang mereka peroleh seiring perjalanan waktu. Nama-nama juga saya urutkan dari senioritas, bermula dari siapa orang yang pertama kali berguru kepada Ust. Andri Johandri atau ke Ust. Zakaria, semakin ke bawah semakin akhir (bontot) bergabung dalam lingkungan kami.

Hampir setiap minggu kami berkumpul membahas hal-hal dari yang penting sampai yang tidak penting, mulai dari masalah ibadah, ekonomi, politik sampai dengan masalah percintaan. Bahasan yang di bahas tidak seperti pengajian kebanyakan. ketika kami berkumpul dan mengaji bersama, tidak ada aturan-aturan harus menggunakan "serebet" kain sarung atau pakai baju koko.